Kamis, 29 Agustus 2019

Nglamar Kerja Butuh SKCK? Gimana bikinnya?


Oke gais, awalnya aku cuman iseng aja posting foto SKCK (udah di blur sebagian) di story aku, tapi berhubung banyak yang ngechat nanya gimana caranya, dan gak mungkin aku jelasin satu-satu dari awal (lumayan juga ngetik banyak) atau VN, belum lagi jawabin pertanyaan ini dan itu jadi aku bakalan jelasin disini. Kalau misalnya ada yang kurang kalian boleh tambahin di kolom komen. Ini sharing pengalaman aja ya. Maturnuwun

Buat temen-temen yang mau cari kerja, biasanya ada nih di salah satu persyaratannya diminta buat melampirkan yang namanya Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK). Buat yang udah pernah ngurus mungkin udah tau apa aja yang dibutuhin, tapi buat yang baru banget sadar kalo SKCK ini penting dan dibutuhkan pasti bingung kan apa aja yang harus disiapin dan gimana prosedurnya. Langsung aja deh ya disini aku bakalan ngebahas prosedur pengurusan SKCK buat ngelamar kerja (sebenernya sama aja sama yang mau daftar sekolah kayaknya, seinget aku dulu waktu ngurus buat daftar itu sama hanya di keterangan pada surat pengantar desa itu yang membedakan). Oiya dan yang aku tulis ini adalah ngurus SKCK kalau aku ini anak Kabupaten ya, wkwkw gak tau kalo di kota gimana. Langsung aja ya aku bakalan certain dari awal.
1.     Persyaratan
Sama seperti halnya kalian mau nglamar kerja butuh SKCK sebagai syarat, nah kalian yang mau bikin SKCK ini juga ada syaratnya loh, apa aja sih?
a.      Fotokopy KTP (kalau gak ada yang asli, bisa KTP sementara)
b.     Fotokopy Kartu Keluarga
c.    Siapin foto ukuran 4x6 baground merah  (6 lembar untuk polsek, 8 lembar untuk polres)
d.     Foto ukuran 3x4 (ini bebas soalnya buat arsip di desa, di koramil )
Nah gais, sebenernya waktu aku baca di internet itu suruh bawa juga akte, ijazah kayak gitu tapi waktu aku langsung dateng yang diminta cuman Fotokopy KTP, KK dan foto ukuran 4x6 aja 4 lembar. Hanya saja tadi petugasnya bilang kalau untuk POLSEK 6 foto, POLRES 8 foto (Mungkin ini kalau mau bikin SKCK lebih dari satu ya). Oiya kemarin temenku yang udah sempet ngurus SKCK ke POLRES bilang setiap nambah satu SKCK itu nambah foto dua. Satu lagi nih temen-temen untuk foto tolong jangan disamain sama pembuatan KTP yang bagroudnnya sesuai tahun lahir ya, misal kalo genap biru kalau ganjil itu merah. ENGGAK !!! Di pembuatan SKCK ini mau kalian lahir di tahun ganjil maupun genap, baground foto kalian harus merah (soalnya tadi ada yang baground fotonya biru,). Jadi tips dari aku mending daripada kalian bolak balik sih takutnya, kalian bawa aja sekalian dokumen-dokumen yang asli siapa tahu kurang, sama fotonya dilebihin karena menurut aku foto itu bakalan tetep kepake kok jadi gak akan rugi cetak lebih.
2.     Prosedur Pembuatan
Kalo kalian mau bikin SKCK, hal yang harus kalian lakuin kalo kalian mau adalah minta surat pengantar ya gais jangan langsung nylonong ke POLSEK atau POLRES wkwkwk.
a.      Surat pengantar RT/RW
Pertama yang harus dilakuin adalah kalian minta surat pengantar dari RT/RW , emang sih di suratnya ada tanda tangan RW juga tapi kalau aku dari RT  langsung ke Desa, jangan lupa dicantumin keperluannya ya.
b.     Surat Pengantar dari Desa
Selesai dari RT aku langsung ngurus ke Desa, disini kalian bakalan diminta Fotokopy KK, surat pengantar RT, sama foto kalian 2 biji (satu buat di arsip satunya buat di surat pengantar kalian, ini ukuran fotonya 3x4 aja gak papa kok). Terus saran dari aku yang jelas buat apa melamar pekerjaan apa (karena buat nglamar kerja CPNS, BUMN, SWASTA itu beda). Bedanya dimana? Nah masing-masing dari ketiga keperluan itu beda pengantarnya. Jadi kalau kalian mau bikin tiga jenis tadi berarti mintalah tiga jenis pengantar dari Desa (keperluan : Melamar kerja , melamar kerja BUMN, Melamar kerja CPNS) itu masing-masing beda ya, karena kalau melamar kerja aja itu berarti ditujukan untuk melamar kerja Swasta.
c.      Tanda tangan Kecamatan dan Koramil
Sebelum kalian ke POLSEK atau POLRES kalian harus minta tanda tangan pihak kecamatan, ngurus ini cepet kok tergantung ada tidaknya pak Camat, hehehe (disini gak perlu ngasih foto), kalian cuman perlu nunggu bentar langsung jadi dan kalian pergi ke Koramil. Di Koramil ini kalian juga nunggu sebentar tapi disini kalian harus ngasih foto (ukuran 3x4 gak papa buat arsip dan cuman 1 foto aja) sama kalian nyiapin uang seiklasnya aja yang dimasukin ke kotak gitu.
d.     Mengurus Ke POLSEK
Setelah kalian selesai semuanya kalian langsung deh ke POLSEK (disini gak perlu ngantri ke registrasi) langsung aja baca ke bagian pengurusan SKCK (ada plangnya ) wkwkwk. Disitu nanti kalian akan diminta
1)    Fotokopy KTP
2)    Fotokopy KK
3)    Foto baground merah 4x6 sebanyak 4 lembar
PENTING !!!!! Disini kalian bakalan ditanya untuk keperluan apa. Kalau ngurus melamar pekerjaan (itu namanya buat ngelamar di swasta aja). Tadi sih aku bilang yaudah pak saya bikin buat CPNS ternyata gabisa karena di surat pengantar tulisannya MELAMAR PEKERJAAN. Jadi kalau mau harus ngurus lagi bikin ke Desa pengantarnya diperjelas lagi melamar CPNS, melamar BUMN (iya sih disini kurang banget sosialisasinya, dan pihak desa gak nanya tapi gak papa buat pengalaman heheh apalagi kita juga gak paham sama sekali padahal ini kedua kalinya aku ngurus tapi baru tahu, aku juga gak paham sih temenku kemarin pengantarnya 1 aja bisa ngurus buat 2 SKCK).  Bedanya apa sih melamar pekerjaan kan harusnya bisa buat semuanya? Kalau aku lihat dari temenku kemarin itu cuman beda keperluan aja satunya melamar pekerjaan, satunya melamar kerja BUMN, jadi nanti di keterangan keperluan SKCK itu jelas. Oiya kalo untuk swasta ini cukup sampai di POLSEK aja ya gais, gaperlu sidik jari juga kok (kalau gak salah aku pernah baca juga ini bisa online jadi ngambilnya diwakilkan) tapi berhubung aku belum coba kalian boleh search dari artikel lain. Nah kalau kalian mau ngurus SKCK buat CPNS dan BUMN nanti dari POLSEK akan ngasih surat rekomendasi dan kalian lanjut mengurus ke POLRES. Karena aku belum sampai sana, nanti artikel ini aku edit ya . Tapi yang jelas kalau ngurus di POLRES ini gak bisa diwakilkan karena ada sidik jarinya (tapi aku kurang paham apakah kalian kalau ngurus dari daerah kalian berada sekarang bisa sidik jari disana terus data dikirim kesini sehingga bisa diwakilkan) mungkin kalau aku udah dapat infonya aku bakalan tambahin di artikel ini.

Selanjutnya gais kalian bakalan dikasih form gitu dan diminta keluar buat ngisi (udah disediain meja kursi dan contoh cara pengisiannya) kurang lebih ada tiga lembar form data diri kalian dan keluarga semua ada kok di KK sama KTP kalian, yang gak ada itu kayak hobby sama ciri-ciri kalian. Terus tadi sempat bingung kan KTP sama No. ktp, Nah itu kalian isi No. KTP kalian terus garis miring kapan dikeluarkannya ktp itu kalau e ktp sih dibawah foto, berhubung KTP aku adalah KTP sementara jadi kapan di KTP sementara itu dikeluarkan. Terus pas kalian selesai ngisi form, bersamaan dengan itu SKCK kalian selesai juga wkwkwk kocak sama sama lagi ngerjain, terus kalian tinggal tanda tangan deh.
3.     Biaya
Nah buat bikin SKCK ini kalian cukup mengeluarkan uang sebesar Rp. 30.000 saja terus kalian nanti dipersilahkan fotokopi 5 lembar kalau butuh legalisir (gak boleh lebih). Aku juga sempet tanya sama temenku gimana kalau bikinnya lebih, menurut pengalaman dia yang baru bikin juga setiap nambah satu SKCK kalian nambah lagi Rp.30.000 jadi kalau bikin tiga ya Rp. 90.000, sama nambah  satu SKCK itu nambah dua foto.
4.     Masa berlaku
Jadi gais masa berlaku SKCK ini adalah selama enam bulan terhitung dari dikeluarkannya SKCK ini. Nah kalau misal mau habis kalian bisa perpanjang deh.

Minggu, 25 Agustus 2019

Skripsi, perjuangan skripsi, cerita skripsi, lulus skripsi


Setiap Skripsi memiliki Drama



 Membuat rencana dalam hidup? Kamu pernah bukan, aku yakin kamu mungkin sempat merasakan  rencana tak berjalan dengan sesuai. Lalu apa tindakanmu? Berhenti sejenak kemudian mengikuti arus, memotong arus atau kekeh pada rencana? Entah kurasa itu pilihanmu, selamat kamu sudah melewatinya meskipun kamu sempat merasa bingung karenanya.

Aku menghela nafas kali ini, lagi dan lagi apa yang sudah diatur tidak berjalan dengan baik. Kamu tahu kenapa aku ucapkan selamat bagi kamu yang sudah bisa melewatinya? Bersyukurlah kamu punya kesempatan untuk menggunakan kemampuanmu dalam mengambil keputusan dengan cepat diluar berjalan dengan baik atau tidak, aku harap kita bisa sama sama belajar dari itu.
           Lagi dan lagi, pernahkah kamu merasa membenci dan menyalahkan hal yang membuatmu harus mengubah rencanmu? Sekali lagi aku menghela nafas mencoba menenangkan karena otak tetap perlu asupan oksigen untuk tetap berpikir dan sebisa mungkin dapat mengambil keputusan dengan bijak. Sering mendengar hidup adalah pilihan? Sadar atau tidak kemampuan kita diasah untuk mengambil keputusan setiap harinya dimulai ketika membuka mata kamu harus memutuskan untuk bangun lalu mandi atau melanjutkan mimpi dalam tidur memutuskan untuk makan pukul berapa pagi ini bahkan memutuskan akankah tetap  berusaha semaksimal mungkin meski kamu berulang kali dikecewakan atau berhenti untuk melangkah. Bersyukur kata orang semakin banyak kecewa akan membuat kita semakin kebal karena kemampuanmu untuk bertahan tentu sudah berulangkali di latih. Akan semakin terbiasa meskipun orang lain mengalami hal yang sama bisa jadi hatimu lebih tegar darinya atau instingmu dalam mencari pemecahan akan lebih cepat muncul sehingga solusi akan cepat ditentukan dan segeara diambil tindakan. Sekali lagi selamat kamu bisa maju satu tahap lagi.
           Pertanyaannya kini, bagaimana jika perasaan ingin menyerah muncul?  Menangis mungkin menjadi hal yang hal yang wajar, maka jika kamu tidak kecewa dan memikirkan hal yang harus kamu korbankan, itu baru namanya aneh. Bagaimana mengatasinya? Entah bagiku solusi untuk kita mungkin akan berbeda. Aku menulis ini bukan untuk menjadi motivator atau pemberi tips and trick bagaimana mengatasi hal itu. Bagiku ketika kamu memutuskan membaca tulisanku berarti kamu sedang mencoba masuk dan mengikuti cerita dari apa yang aku alami, hal tersebut mungkin akan membuatku merasa lebih tenang karena tidak sendiri. Ya,barangkali hal yang membuatmu merasa menyerah adalah karena merasa kita paling mengalami banyak masalah, mengukur keberhasilan kebahagiaan kita dari bagaimana cara orang lain tersenyum. Mungkin kita melupakan bila banyak orang yang senang menjadi bahagia untuk orang lain atau sekedar terlihat bahagia. Oke, untukmu sekarang normal jika muncul perasaan lelah, tak mengapa, asal tak pernah tumbuh niat kuat untuk menyerah, kamu masih berhasil sejauh ini.
Itulah yang aku rasakan kala itu, saat dimana aku merasakan rasa lelah yang begitu lelah, ingin menangis tapi rasanya airmata sudah kering, kadang aku berpikir mungkinkah aku tak punya perasaan atau produksi airma sedang terganggu, aku terluka kecewa tapi tak menangis. Luar biasa, rasanya lebih menyakitkan karena aku merasakan sesak di dada. Jika kamu merasakan hal yang sama, mungkin kamu perlu mengingat kata salah satu dosenku, justru luka yang benar benar melukai membuat yang terluka sampai tak bisa menangis lagi. Aku berupaya untuk mencari jalan.  Banyak hal yang aku lakukan untuk keluar dari keadaan tidak nyaman ini. Dampak yang aku rasakan begitu luar biasa. Perubahan-perubahan yang terjadi dimulai ketika emosiku begitu labil, dimana pada detik ini aku bahagia, detik berikutnya aku diam dan bersedih, iya mungkin itu penggambaran yang menurutku paling tepat mewakili keadaanku saat itu, Aku menghilang jauh dari teman-temanku bahkan mereka yang tadinya sangat dekat. Hari-hari kuhabiskan di kamar sekedar makan pun aku bahkan memilih menggunakan aplikasi online dalam memesan makanan padahal jarak dengan banyak penjual makanan begitu dekat, keluar gang saja sudah kutemukan banyak penjual belum lagi aku juga memiliki motor tentu itu sangat memudahkan namun, seperti itulah keadaanku bagiku bertemu dengan orang lain sangat aku hindari. Aku bisa berbaring seharian di kos tidak mandi tentu, sampai aku menahan untuk buang air kecil karena begitu rumitnya keadaanku. Aku tidak memahami sebenarnya apa yang terjadi padaku, satu satunya hal yang akan membuatku keluar dari kamar ialah ketika aku berpartisipasi pada sebuah kegiatan kerelawanan, hal tersebut membuatku sedikit lebih tenang. Keyakinanku mengarah pada hal yang aku alami ini bukanlah disebabkan oleh satu faktor. Begitu rumit, entahlah butuh waktu lebih dari satu bulan untukku memahami semua ini. Mungkin kamu berpikir aku tidak bertindak, kamu salah. Tahukah cara yang pernah aku coba?
Dimulai dengan melakukan pencarian terhadap beberapa artikel yang mungkin membantu, menonton video motivasi, berolahraga, menonton film, ya. Nyatanya semua itu hanya membuatku terhibur sejenak tapi tidak membuat keadaanku kembali normal. Aku juga sudah mencoba mengingat-ngingat bagaimana perjuangan orangtuaku, tapi entah hal yang biasanya sangat memberikan kontribusi untuk semangatku kali ini tetap tidak memberikan dampak signifikan. Mengingat apa yang sudah aku perjuangkan sejauh ini atau sekedar menenangkan hati dengan sebuah jurus. Aku punya jurus yang sengaja kugunakan saat  merasa begitu kecewa, ini aku kugunakan dari SMP . “Tidak apa apa mendapatkan SMA yang gak diinginkan, nanti dapat kampus yang di pengen” tidak terwujud, aku mencobanya lagi “Tidak apa apa mendapatkan Kampus yang gak dipengen, kamu nanti skripsinya lancar” kecewa lagi. Mungkin inilah hal yang membuatku berpikir bahwa cara ini tak lagi dapat aku gunakan karena ada faktor kecewa “karena harapan yang dulu” gagal justru penyemangatnya dengan membuat harapan yang seolah wajib terjadi” ini tuntutanku sendiri dengan selalu menenangkan hatiku melalui pengharapan yang akhirnya melukai semakin dalam, mungkin ini kurang berhasil bagiku barangkali berhasil dengan kamu. Tapi stop buat nyalahin diri kita sendiri,meski gak gampang berorientasi pada pencarian solusi lebih baik daripada berhenti pada kegagalan. Lalu bagaimanakah selanjutnya yang aku lakukan?
Aku mencoba mengenali apa hal yang sebenarnya menjadi akar masalahku dan apa yang paling aku butuhkan, karena pada dasarnya akulah yang paling tahu keadaanku. Akan percuma saat aku mengeluh, menangis, mencurahkan pada orang lain tanpa adanya kemauan dari diriku sendiri, namun, saat aku temukan akar dari keadaanku sekarang dari sekian banyak faktor yang jadi penyebab yang menurutku jika ini terjadi, aku yakin akan sangat mengubah keadaanku. Solusi itu sangat tak mungkin terwujud, memang hanya “permintaan maaf” sesimple itu, namun masalahnya permintaan maaf itu tak  mungkin aku dapatkan. Hal yang aku syukuri adalah ketika aku menemukan solusi itu akhirnya aku bisa menangis meskipun penyelesaian yang aku harapkan belum terwujud. Jika permintaan maaf tidak aku dapatkan, lalu apa yang harus menggantikan? Aku mendapatkan jawaban dari sebuah pertanyaan “kemana saja kamu” kata kata itu merupakan sebuah kepedulian yang aku terjemahkan menjadi permintaan maaf, dan dari kata sesimple itu aku bisa memulai semuanya lagi hingga akhirnya aku dapat menyelesaikan hambatan yang aku alami. Ya benar mungkin kata itu simple bagi orang lain, namun sangat mengubahku. Aku yang sudah takt ahu lagi harus melakukan apa, saat aku mencoba menghibur diriku dengan selalu menampilkan hal Bahagia, liburan justru hal itu menjadi boomerang yang mana aku yang sedang mencoba bangkit dijatuhkan dengan “liburan aja skripsi tuh kerjain”. Wow, itulah kata yang kadang kita pikir simple atau sekedar basa basi sangat berpengaruh pada psikologis seseorang.
Tahukah kamu tentang apakah yang aku ceritakan dari tadi? Skripsiku, kitab keempat yang seharusnya segera terbit namun terhambat diluar  batas jadwal yang aku rencanakan. Aku bahkan mengorbankan libur tahun baruku untuk mengerjakan semuanya. Aku begitu bersemangat sejak awal dengan sekian target yang harus aku capai, hambatan turun lapangan yang tertunda selama 3 bulan meski sudah mendapat acc, data mentahan uji yang hilang, kehilangan data laporan praktikum tiga padahal sudah harus segera mendaftar sidang sehingga mengerjakan ulang semua dalam waktu 3 hari, dan tekanan luar biasa dalam praktikum tiga yang sangat berdampak pada semangatku, belum drama lain yang kurasa tidak perlu aku sebutkan. Akhirnya aku mendapat acc untuk siding skripsi, aku sangat bersyukur kala itu, namun drama tersebut belum berakhir. Batas waktu pendaftaran terakhir untuk sidang semester delapan adalah minggu tersebut ketika aku mendapatkan acc. Aku harusnya bisa mendaftar untuk melaksanakan sidang, namun karena lain hal aku harus menunda sidangku dan kemungkinan harus mengontrak semester sembilan hanya untuk melaksanakan sidang. Kecewa? Tentu, aku sangat kecewa, bahkan aku yang tadinya sudah mulai semangat kembali rapuh. Aku menangis sejadi-jadinya, mungkin semester sembilan bukan hal yang masalah, tapi yang namanya hati sangat kecewa kembali mengingat “aku sudah mengorbankan liburku, aku sudah mengalami banyak hal buruk tapi kenapa drama ini muncul lagi disaat yang tidak tepat, pada puncak pendidikanku”, pertanggungjawaban ke orangtuaku, bagaimana aku harus mengatakan, aku akan sangat kesulitan mendapatkan tanda tangan dosen wali dengan kesibukannya nanti. Semester sembilan bukan hanya permasalahan membayar, mengontrak mata kuliah lagi, kesulitan mencari tanda tangan dosen wali. Lebih dari itu, akan banyak hal yang harus aku korbankan jika aku harus mengontrak lagi, ketenangan di hatiku juga terganggu, bagaimana aku harus membangun keyakinanku lagi? Ya disaat yang sama aku pergi Kepala prodi memintaku datang kembali keesokan harinya karena mungkin akan ada kesempatan sehingga aku bisa melaksanakan sidang minggu itu, namun karena itu sangat tidak mungkin aku memutuskan memilih mengabdi untuk menenagkan hati, mengikuti kegiatan relawan menjadi keputusanku, aku harap hal itu akan membuatku lebih tenang. Sedang waktu terus berjalan semester delapan telah ditutup.
Pengharapanku pada Allah tak berhenti sampai disitu, aku selalu berdoa jika memang aku harus melaksanakan sidang di semester sembilan aku berharap agar hatiku dikuatkan, keadaanku tetap baik dan tak lagi seperti kemarin. Selesai kegiatan aku pulang dan tertidur dalam harap, hingga tepatnya pada hari Senin pagi aku tiba-tiba terbangun, entah aku jarang bangun pada jam tersebut jika tidak ada kegiatan. Ketika membuka HP aku terkejut pada pengumuman bahwa akan ada sidang yang dibuka hanya dua hari. Ya Allah, disaat aku mencoba berpasrah, ALLAH menunjukkan kekuasaannNYA, aku masih memiliki kesempatan, segera aku bangun dan menyiapkan segala berkas yang diperlukan. Kecerobohanku, mungkin wajar namun sangat membuatku kalang kabut karena aku harus mengurus nilaiku bimbingan yang belum aku dapatkan dari dosenku karena sedang Dinas Luar, untunglah Kaprodi membantuku dan aku mengurus keperluan pembayaran (ini kesalahanku, karena aku takut akan sangat terluka lagi jika tetap ke kampus, maka minggu disaat aku tidak bisa sidang aku memilih tidak mengurus berkas-berkas dan malah pergi untuk kegiatan lain yang aku pikir untuk mengobati hatiku), tapi baiklah setidaknya aku bertanggungjawab pada pilihanku. Aku menyelesaikan banyak hal, namun aku belum sempat untuk mencetak skripsiku sejumlah empat jilid untuk keperluan sidang karena harus diserahkan saat mendaftar. Tentu aku tidak memiliki waktu untuk itu, untunglah ada saah satu temanku yang membantuku untuk mencetaknya dikosku sedang aku mengurus berkas-berkas, meski printerku sempat mengalami masalah ada temanku yang membantuku dengan meminjamkan print nya karena memang kurang lebih 1000 lembar yang harus aku print, belum dengan yang akan aku bawa. Alhamdulillah pada pukul 16.00 sore aku dapat menyelesaikan segala berkas pendaftaran  meskipun seharian tidak makan, padahal beberapa hari sebelumnya aku harus ke dokter malam malam mencari Rumah sakit atau klinik yang buka 24 jam karena memang maagku kambuh pada pukul 23.30       WIB hehe.
Setelah menyiapkan segala yang diperlukan akhirnya tiba tanggal 18 Juli 2019 aku harus menjalankan sidang. Drama belum berhenti sampai disitu, aku datang satu jam sebelum sidang dilaksanaan karena aku harus melaksanakan sidang pukul 13.00 WIB, aku baru bisa hadir setelah melaksanakan shalat dzuhur, tanpa memberitahukan pada teman-temanku, hanya sekitar 3-4 orang yang tahu bahwa aku sidang pada hari itu, namun diluar dugaan ada beberapa temanku yang juga hadir dan membantuku. Laptoku membutuhkan HDMI dan belum disediakan padahal aku sudah mengonfirmasi bahwa laptopku membutuhkan HDMI, apakah saya harus menyiapkan, mungkin ada missed disini yang mana ternyata aku harus menyiapkan sendiri meskipun petugas sudah menyatakan semua sudah disiapkan dan hanya tinggal menggunakan, kesalahanku juga karena aku tidak pernah datang pada sidang orang lain dan bertanya kepada yang sudah melaksanakan sidang. Saat meminjam ke pembelajaran, ruangan tutup karena jam istirahat, tentu sudah bisa dibayangkan bagaimana kondisiku saat itu. Temanku melihat sebuah etalase pada ruangan Kaprodi dan meminjamnya, untunglah diperbolehkan karena kami memohon. Drama baru datang lagi, notulenku belum hadir padahal dosen penguji, ketua sidang dan kedua pembimbingku sudah hadir. Aku hampir menangis bahkan sebelum sidang dimulai, ternyata notulenku akhirnya diganti karena lain hal tanpa konfirmasi-.-. Its okay tepatnya di tanggal 18 Juli 2019 tersebut aku dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar sarjana. Meskipun perjuangan belum selesai, aku rasa cukup untuk kali ini. Barangkali kamu kecewa membacanya setidaknya aku hanya ingin mengatakan pada kamu sebagai pembaca, janganlah kecewa pada dirimu dan apa yang telah kamu upayakan. Kita tidak pernah tahu rencana Tuhan bukan? Jangan pahami solusi kamu akan sama pada orang lain, bisa jadi iya bisa jadi tidak, kamulah nahkoda dari hidupmu dan penulis scenario nasibmu, maka lakukan seperti yang kamu rencanakan. Percayalah dulu orang berpikir bahwa manusia tidak bisa terbang sampai akhirnya penemu pesawat terbang mematahkan anggapan tersebut. You can do it, temukan solusi masalahmu dengan berdamai pada dirimu dan berterimakasihlah pada kamu sendiri telah berjuang sejauh ini. Good luck

Membagi Waktu

ALFA CENTAURY DAN CERITANYA
"Jika hidup adalah pilihan, mencari kegiatan positif di tengah kesibukan adalah keputusan yang aku ambil"

           Alfa Centaury
Aku belum pernah mendengar nama sekolah ini sebelumnya, bahkan aku tak mengerti sekolah seperti apa yang akan menjadikanku sebagai pendamping muridnya. Kala itu ada sebuah pamflet yang disebar di grup angkatan tentang open recruitmen menjadi kakak pendamping bagi siswa SMA yang akan menghadapi Ujian Nasional dan pendaftaran ke Perguruan Tinggi. Hmmm, aku berpikir, pendampingan seperti apakah ini, lalu aku menanyakan pada rekanku yang menyebarkan informasi tersebut. Kupikir jika mengajarkan akademis, tentu aku tak sanggup, karena jika aku bisa tentu aku sudah akan masuk ke Perguruan Tinggi yang menjadi idaman banyak orang itu bukan? Hehehe. Baiklah, seperti biasa, kuputuskan mendaftar dulu baru berpikir. Ya beginilah pemilik akun ini, ia akan lebih memilih mendaftar dulu baru berpikir, daripada kebanyakan berpikir dan tidak jadi-jadi mendaftar nanti menyesal, karena memang penjelasan temanku kurang aku pahami, tapi point pentingnya adalah aku tidak mengajarkan mata pelajaran inti sekolah, namun lebih ke motivasi diri anak tersebut, oke kupikir mendaftar saja untuk mencari pengalaman. Rekanku mengatakan, kurang sibuk apa kamu mondar mandir, tetap saja mau mendaftar, skripsi dipikir dong, ini dong. Eitsss, jangan salah, ini sudah ada di pembahasan sebelumnya, intinya skripsi tidak akan lanjut ke tahap berikutnya bila kamu tidak bergerak sama sekali. Bagi rekanku sekelompok, mungkin mereka yang lebih paham, hahaha. Entah bagaimana membaginya, jalani saja dulu ya khaaannn.
Langkah selanjutnya yang harus diikuti adalah training bagi para volunteer , tentu sudah hafal bukan bagaimana karakterku, selalu datang terlambat, menghemat waktu karena bila sudah datang langsung dimulai tidak perlu menunggu. Eitss, jangan ditiru ya ini hanya pikiran orang yang terlalu sulit bangun alias kebo, hahaha. Entah, kupikir tepatnya hari Sabtu, aku mengikuti training tersebut, waw pembahasannya sangat menarik dan aku semakin merasa tertantang. Tentu, aku pernah mengalami, adikku sedang mengalami, dan aku mendapat kesempatan untuk menjadi pendamping. Kupikir,ini adalah kesempatan bagiku untuk tidak membiarkan beberapa anak berada dalam posisiku dulu, menghadapi kebimbangan dalam menentukan pilihan dan tidak memiliki persiapan matang, kupikir juga bila disini aku bisa membantu adik lain, mungkin disana akan ada yang membantu adikku. Aku merindukannya. Mungkin ini obat sementara, hehehe.
            Okay, setelah menjalani training dan mendapatkan buku pedoman yang sudah sangat jelas arahannya, aku harus memilih jadwal kapan aku memiliki waktu luang. Hal tersebut akan menyesuaikan dengan adik yang akan aku damping, ya aku lebih senang menyebut mereka adik. Disis lain, aku juga memiliki tanggung jawab di Kampus, yaps skripsi, kemudian tanggung jawab di sebuah Lembaga karena menjadi relawan dan kali ini sedang menjadi penanggung jawab kegiatan , belum lagi kegiatan di organisasi karena akan segera demisioner, juga kebetulan dalam waktu dekat aku akan melaksanakan Diksar relawan. Memilah milah hari, akhirnya aku temukan pilihan hari terbaik bagiku. Oke tenang, menjalankan tugas, pusing ini dan itu. Persiapan Diksar bahkan belum , namun malam itu aku mendapat telfon dari salah satu Panitia untuk memindahkan jadwalku karena tidak ada adik yang memilih sesuai dengan jadwal yang aku pilih. Dan jadwal yang ditawarkan padaku sebenarnya bukan masalah, namun bermasalah pada minggu pertama ini, yang mana jadwal tersebut bersamaan dengan jadwal aku berangkat Diksar. -.- pilihan yang sulit. Tapi setelah aku berkomunikasi dan mempertimbangkan, akhirnya aku mengiyakan. Kemudian aku mendapat data nama adik yang aku dampingi sekaligus rekan se tim untuk mendampingi, karena memang dalam satu kelompok tersebut akan ada dua kakak pendamping.
            Pertemuan pertama, awalnya aku biasa, membawa segalanya dengan santai, perkenalan dan memulai materi pertama. Aku dibuat salut, sungguh pemikiran mereka sangat mengagumkan, adik adik yang mengesankan, dan semua berjalan sesuai rencana, sangat asyik. Materi dapat tersampaikan, meskipun awalnya aku datang terlambat karena harus mempersiapkan beberapa hal untuk keperluan Diksar. Kami mengakhiri pertemuan pertama, kebetulan kakak panitia mengajak kami untuk berdiskui dan memberikan testimoni, sungguh diluar dugaan, ketika aku dan rekanku se tim antusias menceritakan tentang adik-adik yang kami dampingi, namun tidak bagi beberapa kakak pendamping lainnya, ada yang bahkan kelasnya terpaksa digabung karena adiknya tidak datang. Dan setelahnya baru aku tahu tentang mereka, kelompok yang aku dan rekanku damping adalah anak-anak kelas unggulan pertama, waw, tentu itu membuatku diam sejenak dan berpikir dalam hatiku “pantesann, kenapa pinter-pinter amat”, dan cukup disiplin, meskipun awalnya sedikit susah karena malu malu. Oke, pertemuan selanjutnya berjalan cukup lancar meskipun kami mengalami perubahan jadwal, yang mana ternyata jadwal awal yang aku  dan rekanku pilih namun tidak ada yang memilih cocok untuk mereka, alasannya mereka tidak tahu, maka dari itu tidak memilih. Baiklah, mungkin ini yang dinamakan pucuk dicinta ulampun tiba, hahah.
            Aku menjalani kegiatan ini seperti sedang mengikuti balap motor. Entah dalam jam yang berbeda aku berada di posisi yang berbeda. Pagi bimbingan, kemudian mempersiapkan hal lain, sore pendampingan, malam kegiatan, bahkan harus bolek balik, kegiatan dahulu, pendampingan dan kegiatan lagi dengan jarak yang tak dekat sangat jauh. Belum lagi mempelajari materi dan memberikan konsep penyampaian dengan caraku. Terkadang sudah cukup lelah, malam pukul 01.00 WIB baru sampai di kos dan aku harus membriefing temanku untuk penyampaian materi besok. Tidak ada hari untuk istirahat, bukan bukan bagiku awalnya demikina, namun akhirnya aku begitu menikmati. Lelah memang tidak terasa bila kita begitu nyaman dalam perjalanannya. Pernah suatu ketika aku harus membriefing temanku di mobil, ya tentu, tidak ada waktu. Acara yang aku urus cukup menghabiskan banyak waktu, belum skripsiku dan bimbingan benar benar menyita. Aku membawa buku panduan kemana-mana, setelah selesai membriefing kegiatan, masuk mobil perjalanan, waktunya membaca materi dan membriefing rekanku, lalu kapan aku tidur? Ya begitulah kadang aku tidur di mobil, sudah lelah bila harus mengobrol.
            Tapi aku sangat menikmati, walaupun sering mengeluh lelah, sampai ingin menangis, bahkan makan harus dibarengi dengan membaca materi atau sekedar membalas chat. Ini Pengalaman yang berharga, bagi kemampuan memanage waktu yang diasah, juga tentang adik yang aku damping, bukan aku yang memotivasi mereka bukan aku yang mengajari mereka, namun kami saling berbagi mengenai apa yang dirasakan, mungkin berbeda jenjang namun berkesinambungan yang mana aku yang begitu lelah memikirkan skripsiku kini justru mendapatkan kekuatan pula dari mereka. Pemikiran-pemikiran yang akhirnya aku sadari, sama persis dengan yang aku pikirkan dulu, hahaha, aku ingin mengucapkan terimakasih pada kalian yang tidak pernah menyerah, terimakasih, setelah aku membaca hasilnya aku sangat bangga pada kalian, akhirnya kalian  bisa masuk ke Perguruan Tinggi yang kalian inginkan ^_^, aku ikut berbahagia. Dan kuharap suatu saat kita akan bertemu, kalian tetap menyapaku, terimakasih. Ditengah kesibukanku saat itu, aku berani memilih untuk tetap mendaftar, sampai akhirnya aku dipertemukan dengan kalian yang luar biasa.